5 Desa Diterjang Longsor

5 Desa Diterjang Longsor

\"\"1 Rumah Warga Jebol, 6 Kampung Terisolasi CIWARU- Empat desa di Kecamatan Ciwaru, Kabupaten Kuningan, diterjang bencana alam longsor, Senin (6/2). Meski tidak ada korban jiwa, tapi aktivitas ekonomi warga 4 kampung lumpuh. Kehidupan mereka bahkan terisolasi karena satu-satunya akses jalan menuju 4 kampung tersebut terkubur longsoran tanah tebing. 4 kampung itu ialah Kampung Ciseureuh dan Kampung Pamuruyan, Desa Ciwaru. Akses jalan raya satu-satunya menuju 2 kampung tersebut tertimbun longsoran tanah tebing, setinggi 5 meteran dan panjang 30 meter, sekitar pukul 19.00. Pepohonan hutan berbatu milik Perhutani di sekitarnya pun terseret. Praktis, seluruh aktivitas perekonomian lumpuh. Kendaraan roda 2 dan roda empat tidak bisa beroperasi. Warung-warung terpaksa tutup karena tidak bisa belanja barang dagangan ke pasar. Siswa SD pun terpaksa diliburkan, begitu dengan siswa SMA dan SMP harus absen sekolah. Pagi, pukul 6.00, ratusan warga bersama aparat desa memilih terjun ke lokasi guna kerja bakti. Tumpukan tanah, batu beserta lumpur baru bisa selesai dibersihkan warga pukul 13.00. Kendaraan pun sudah bisa melintas, meski tetap harus berhati-hati dengan ancaman jurang. Tapi kondisi itu, tidak membuat warga senang. Sebab, mereka pun ternyata kehilangan pasokan air bersih akibat salurannya dari program Pamsimas ikut hancur kena hantam longsor. “Saluran air bersih dari program Pamsimas untuk warga kami putus Pak. Itu yang membuat kami sedih,” ungkap Kepala Kampung Ciseurueh, Desa Ciwaru, Sutarman. Kondisi serupa terjadi di RT 02 RW 01, Kampung/Desa Cilayung. Pukul 18.00, tanah tebing berbatu setinggi 30 meteran melorot akibat curah hujan tinggi. Satu rumah, milik Wawan Setiawan (42) pun menjadi korban. Rumah ayah beranak 5 itu terkubur di bagian dapur. Dua pintunya pun jebol. Paling parah terjadi di Kampung Cimeong, Desa Cilayung. Akses jalan satu-satunya yang diapit dua bukit Papandayan tertimbun longsoran setinggi 15 meter dengan panjang 20 meteran. Sedikitnya 300 pohon tumbang. Listrik pun terputus. Tak pelak, 90 kepala keluarga (KK) di kampung tersebut benar-benar terisolas. Aktivitas lumpuh. Pasalnya, kondisi longsoran tersebut tidak memungkinkan dikerjakan secara manual oleh gotong royong warga. “Sepertinya ditangani manual oleh warga sangat sulit. Sebab tanah longsorannya tinggi sekali. Oleh alat berat pun sulit, karena harus melewati jembatan kecil. Saya sendiri masih bingung,” ucap Kepala Desa Cilayung, Warju Redi Hamdani. Selanjutnya, Jl poros Desa Linggajaya juga tertimbun longsor, pukul 23.00. Warga Kampung Cikoneng menjadi korban. Aktivitas mereka lumpuh karena Jl tertimbun longsor tersebut merupakan jalan satu-satunya menuju Kampung Cikoneng. Di saat bersamaan, bencana longsor juga membuat jalan Kampung Babakan, Desa Sagaranteun terisolir karena tertimbun. Terakhir longsoran menutup jalan Desa Margacina. “Banyak warga bekerja bakti untuk menyingkirkan tanah longsoran itu dari jalan. Di sisi lain, kita sudah memusyawarahkan bentuk penanganan semua lokasi bencana, di Dinas Bina Marga,” terang Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kuningan Drs Hidayat saat dikonfirmasi Radar. Untuk mengantisipasi kejadian tersebut, terang dia, bupati telah membuat edaran untuk tips penanggulangan. Juga berkaitan dengan surat pernyataan gubernur tentang siaga darurat bencana. Terpisah, Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Kuningan, Drs H Dadang Supardan MSi, melalui Kabid Sosial Iis Santosa, mengaku sudah mengirimkan bantuan tanggap darurat untuk membantu warga kerja bakti di lokasi longsor. “Bantuan baru kita kirim ke Kampung Cikoneng, Desa Linggajaya, dan Desa Margacina,” sebut dia. (tat)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: